Animetakus

Gagal di Bioskop, Lord of the Rings: War of the Rohirrim Justru Sukses di Streaming

Animetakus.com – Film Lord of the Rings: War of the Rohirrim mencatat sejarah sebagai anime pertama yang berlatar dunia Middle-earth. Sayangnya, film ini juga menjadi kegagalan terbesar dalam sejarah box office franchise Lord of the Rings. Namun, secara mengejutkan, film ini justru meraih sukses besar melalui platform streaming.

Dari Kegagalan Box Office ke Sukses di Streaming

Meskipun diproduksi oleh Peter Jackson dan disutradarai oleh Kenji Kamiyama (Eden of the East, Blade Runner: Black Lotus), film ini gagal menarik banyak penonton ke bioskop. Mengusung kisah Helm Hammerhand dan putrinya, Héra, yang mempertahankan Helm’s Deep, War of the Rohirrim hanya meraup $4,6 juta di box office—jumlah yang jauh dari harapan mengingat budget produksinya mencapai $30 juta.

Namun, data terbaru menunjukkan bahwa film ini justru menjadi salah satu tontonan terpopuler di platform streaming Max. Berdasarkan laporan FlixPatrol, War of the Rohirrim berhasil mengumpulkan 448 poin dalam sistem peringkatnya, mendekati skor maksimal 500 jika film ini menduduki posisi #1 di semua wilayah. Bahkan, dalam satu minggu, film ini mengalami lonjakan popularitas hingga 70%.

Film Anime Lord of the Rings Menemukan Audiens Baru

Kegagalan box office War of the Rohirrim membuatnya menjadi film Lord of the Rings dengan performa terburuk di bioskop. Bahkan, dibandingkan dengan anime lain seperti Solo Leveling – ReAwakening, film ini tertinggal jauh meskipun memiliki jumlah layar yang lebih banyak.

Namun, kesuksesan streaming membuktikan bahwa masih ada pasar untuk kisah animasi Lord of the Rings. Kritikus mungkin memberikan ulasan beragam—IMDb mencatat rating 6.7/10, sementara Rotten Tomatoes memberi skor 63%—tetapi jumlah penonton di Max menunjukkan bahwa format digital bisa menjadi masa depan bagi adaptasi Tolkien yang berbasis animasi.

Sebagai industri film terus berkembang, kisah sukses War of the Rohirrim di platform streaming membuka peluang bagi proyek-proyek serupa. Bisa jadi, para penggemar lebih tertarik menikmati dunia Middle-earth dari kenyamanan rumah mereka, ketimbang di layar lebar.